Pesan yang Tak Pernah Sampai
Cerita Malam - 28 Juni 2025
Ada hari-hari di mana semuanya terasa cukup…
Tapi malam seperti ini mengingatkanku bahwa ternyata, ada
satu hal yang belum benar-benar selesai.
Aku sudah sampai di titik di mana banyak hal yang
akhirnya bisa kucapai sendiri. Walaupun aku melewati banyak proses yang dulu
rasanya berat. Tapi di balik semua pencapaian itu, ada satu ruang dalam diriku
yang diam-diam masih kosong.
Dan aku nggak bisa bohong tentang hal itu…
Setiap kali aku menengok ke ruang itu, ada satu bayangan
yang masih ada di sana.
Dan entah kenapa itu menjadi salah satu bayangan yang
paling kuat... ya, lagi-lagi kamu.
Hari ini aku sudah sampai di ujung perjalanan studiku.
Bukan sekadar garis akhir, tapi jejak perjuangan yang
bermakna.
Perjalanan panjang, penuh jatuh bangun, dan kini aku bisa
berdiri di sini. Akhirnya, semua itu selesai juga.
Dan seharusnya, aku bisa bangga sepenuhnya.
Tapi tetap saja, di tengah rasa syukur dan senyum itu…
ada ruang kecil yang terasa hampa.
Aku pernah ingin kamu jadi saksi perjalanan ini.
Pernah berharap kamu datang, atau sekadar mengucapkan
“selamat”, seperti dulu kamu pernah menyemangati saat aku masih di titik awal.
Tapi aku tahu, mungkin bagimu semua itu sudah selesai.
Mungkin aku hanya satu dari sekian banyak kenangan yang
kamu sengaja biarkan tertinggal.
Aku mencoba melupakan.
Berbulan-bulan aku berusaha mengalihkan diri.
Ikut kegiatan ini itu, mendekat pada hal-hal baru,
membangun hari-hari yang sibuk supaya kamu tak punya ruang lagi di kepala atau
hatiku.
Tapi setiap malam, saat semua terasa sunyi, namamu masih
sering muncul tanpa diundang.
Diam-diam, masih menetap.
Dan yang lebih sialnya, aku bahkan nggak punya alasan
untuk bilang “aku rindu.”
Karena kamu sudah bukan milikku sejak lama. Bahkan tidak
pernah aku miliki...
Aku nggak akan kirim ini ke kamu.
Aku nggak akan cari perhatianmu.
Tapi hari ini, aku pengen bilang:
Aku sedang belajar menerima kenyataan, bahwa nggak semua
yang kita sayangi akan tinggal.
dan nggak semua yang kita rindukan akan kembali.
Kalau nanti kita ketemu lagi di waktu dan tempat yang nggak
direncanakan, aku harap kamu baik-baik aja. Aku harap kamu tenang, damai, dan
bahagia.
Dan aku?
Aku akan terus belajar untuk sembuh dan pelan-pelan nggak
menunggu lagi.
Kini telah usai, tapi rasaku belum sepenuhnya selesai.
Tapi tak apa.
Karena kini aku tahu, menyembuhkan diri sendiri juga
butuh waktu.
Dan aku sedang melakukannya pelan-pelan, meski masih
denganmu di dalam kepala dan hati.
Some
things end without closure, and that's also a form of peace
@uutalwilda_
dalem banget, asli keren!
BalasHapus